Christmas Island, atau kita kenal sebagai pulau Christmas adalah suatu pulau yang letaknya tak jauh dari Indonesia. Pulau yang berbenderakan Australia ini dihuni sekitar 1.493 jiwa Manusia, dengan kota terbesarnya yakni Flying Fish Cove. Luas pulau ini hanya 135 km2, dan tentu saja lebih kecil dari pulau Bali.

Salah satu migrasi yang dianggap paling spektakuler adalah kepiting merah Pulau Christmas (Gecarco-idea natalis), bahkan diakui sebagai salah satu keajaiban dunia. Setiap tahun, jutaan kepiting berwarna merah terang Itu bermigrasi sejauh 5 kilometer untuk mendatangi daerah berkembang blaknya. Kini para Ilmuwan Inggris menemukan kunci ketangguhan kepiting kecil, yang panjangnya tak lebih dari 20 sentimeter itu.

Kepiting merah di Christmas Island, merupakan jenis kepiting daerah endemik Samudra Hindia. Tiap tahunnya, memasuki bulan Oktober-Desember kepiting merah ini akan migrasi besar-besaran, melewati daratan kemudian masuk ke pantai guna mencari tempat bertelur. Selama migrasi, kepiting ini tetap bernapas menggunakan insangnya, untuk itu mereka menghindari terpaan sinar matahari guna menghindari kekeringan atau dehidrasi, karena hal tersebut akan menjadi ancaman bagi mereka.


Diperkirakan hingga 120 juta kepiting merah dari 14 spesies. Selama bermigrasi kepiting-kepiting ini memakan daun-daun yang gugur, bunga atau jenis tanaman lainnya. Akan tetapi mereka juga memakan binatang lainnya seperti serangga yang mereka temui selama perjalanan panjangnya. Bahkan terkadang mereka juga makan kepiting sesamanya alias kanibal.


Kepiting ini ukurannya berkisar antara 10-20 cm, kepiting betina ukurannya lebih besar daripada sang jantan.

Selama migrasi kepiting-kepiting tersebut akan menutupi jalan-jalan, hingga untuk berjalan di antaranya sangat susah, mereka menutupi got, masuk rumah-rumah dan lain sebagainya.
Penduduk setempat dibantu para relawan biasanya menggunakan sekop untuk membuka jalan, membuat jalur dengan cara memagari dan kemudian mengalihkan ke tempat lain. Namun, tidak sedikit yang mati, karena kepanasan, terinjak dan terlindas mobil.

Menurut perkiraan para ilmuwan, sekitar 10-15 juta kepiting mati dalam masa migrasi tersebut. Kepiting merah Pulau Christmas tidak berbahaya. Tetapi karena jumlahnya cukup besar, hal itu cukup meresahkan bagi penduduk setempat dan dianggap seperti halnya hama perusak. Bayangkan saja, jika sekitar 120 juta ekor kepiting merah melintas di depan rumah Anda, tentu kepanikan akan melanda.
Perjalanan yang melelahkan bagi kepiting ini, membutuhkan waktu sekitar 2 minggu. Sesampainya di laut, para kepiting betina ramai-ramai melepaskan telur-telur yang dieramnya dari kantong perutnya. Begitu menyentuh air laut, telur-telur tersebut segera menetas dan lahirlah ratusan juta "bayi-bayi" kepiting.



Selanjutnya, anak-anak kepiting kemudian akan digiring dan dipandu oleh para "orangtua"-nya untuk pulang balik menuju hutan tempat bermukimnya dengan melalui rute yang sama.
Namun akhir-akhir ini, populasi hewan unik ini mulai berkurang. Pasalnya, semut-semut yang hidup di pantai-pantai hutan-hutan bakau (juga tempat tinggal kepiting merah) kerap membunuh bayi-bayi kepiting muda yang masih lambat pergerakannya. Dalam salah satu siaran National Geografic Chanel baru-baru ini, diungkapkan bahwa para ilmuwan sekarang ini sedang berusaha keras mengatasi pengurangan drastis populasi kepiting merah. Karena bagaimana pun, perilaku unik kepiting-kepiting ini telah menjadi ikon keberadaan Christmas Island. Cuma di pulau ini pada bulan-bulan tertentu Anda bisa melihat lautan kepiting merah berjalan melintas kota, rumah, pekarangan dan jalan raya.














 video:




sumber: kaskus & http://whatthewonderfullworld.blogspot.com

Other Source:

 

0 comments:

Post a Comment

 
Top