Paul Mason (50), pria tergemuk (kurang lebih 381 kg) di dunia dari Ipswich, Inggris, mengaku memulai kebiasaan makannya usai diputuskan sang pacar. Peristiwa putus cinta itu terjadi kala usia Paul masih 20 tahun.
"Dahulu aku kurus dan sangat aktif. Hingga pada usia 21 tahun aku bertemu seorang wanita yang sangat kucintai. Saat itu aku merasa hidupku benar-benar lengkap bersama dia," terangnya seperti dikutip The Sun.
Kisah percintaan manis itu tak berlangsung lama, sebab beberapa tahun kemudian wanita yang diakui Paul lebih tua darinya itu memutuskan hubungan mereka secara tiba-tiba. "Aku sudah curiga sebelumnya, namun ia berkenalan dengan pria lain dan langsung bertunangan dengan pria itu," jelas pria yang sempat bunuh diri hingga tiga kali ini.
Patah hati dan keadaan keluarga yang tidak kondusif pun membuat Paul mencari pelarian yaitu makan. "Tak lama setelah kejadian ia mencampakkanku, ayahku meninggal dan kesehatan ibu memburuk, pinggulnya mengalami gangguan dan ia hanya bisa duduk di kursi roda. Akulah yang menjaga setiap waktu. Semua itu membuatku tertekan namun tak bisa mengungkapkannya," tambahnya.
Makan satu-satunya penghiburan baginya. Makanan menurutnya memberikan kenyamanan lebih yang tak bisa ia dapatkan dari keluarga dan kekasih. "Aku mendapatkan kenyamanan dari mengunyah makanan. Saat itu aku seperti bayi yang hanya ingin makan dan makan terus-menerus" terang Paul lagi.
Kebiasaannya ini rupanya berkembang terus menerus hingga usianya bertambah. Bahkan rumah keluarga mereka disita untuk membayar hutang Paul yang digunakan untuk membeli makanan.
"Aku makan 24 jam nonstop. Aku tak pernah tidur, karena aku hanya fokus pada makanan dan bagaimana cara mendapatkannya," imbuh pria yang bisa menyantap 20.020 kalori setiap hari ini.
Namun semua itu kini telah berubah, Paul yang menjalani operasi bypass lambung tahun lalu telah berhasil menurunkan bobot tubuhnya. Berkat operasi itu lingkar perutnya mengecil dan ia tak lagi harus makan dengan porsi sebanyak dulu. Untuk berjalan ia pun sudah dapat dibantu sebuah kursi roda otomatis, dimana sebelumnya ia hanya menghabiskan waktu di tempat tidur.
Paul juga berharap dapat menemukan kekasih lagi, yang dapat berbagi dengannya. "Aku sedang dekat dengan wanita saat ini. Ia telah banyak membantuku ketika aku berusaha untuk menurunkan berat badan," terangnya.
Paul berharap kesepian tak akan menghantuinya lagi sebab sudah 20 tahun lebih ia tak menjalin hubungan dengan wanita akibat masalah berat badan.
"Dahulu aku kurus dan sangat aktif. Hingga pada usia 21 tahun aku bertemu seorang wanita yang sangat kucintai. Saat itu aku merasa hidupku benar-benar lengkap bersama dia," terangnya seperti dikutip The Sun.
Kisah percintaan manis itu tak berlangsung lama, sebab beberapa tahun kemudian wanita yang diakui Paul lebih tua darinya itu memutuskan hubungan mereka secara tiba-tiba. "Aku sudah curiga sebelumnya, namun ia berkenalan dengan pria lain dan langsung bertunangan dengan pria itu," jelas pria yang sempat bunuh diri hingga tiga kali ini.
Patah hati dan keadaan keluarga yang tidak kondusif pun membuat Paul mencari pelarian yaitu makan. "Tak lama setelah kejadian ia mencampakkanku, ayahku meninggal dan kesehatan ibu memburuk, pinggulnya mengalami gangguan dan ia hanya bisa duduk di kursi roda. Akulah yang menjaga setiap waktu. Semua itu membuatku tertekan namun tak bisa mengungkapkannya," tambahnya.
Makan satu-satunya penghiburan baginya. Makanan menurutnya memberikan kenyamanan lebih yang tak bisa ia dapatkan dari keluarga dan kekasih. "Aku mendapatkan kenyamanan dari mengunyah makanan. Saat itu aku seperti bayi yang hanya ingin makan dan makan terus-menerus" terang Paul lagi.
Kebiasaannya ini rupanya berkembang terus menerus hingga usianya bertambah. Bahkan rumah keluarga mereka disita untuk membayar hutang Paul yang digunakan untuk membeli makanan.
"Aku makan 24 jam nonstop. Aku tak pernah tidur, karena aku hanya fokus pada makanan dan bagaimana cara mendapatkannya," imbuh pria yang bisa menyantap 20.020 kalori setiap hari ini.
Namun semua itu kini telah berubah, Paul yang menjalani operasi bypass lambung tahun lalu telah berhasil menurunkan bobot tubuhnya. Berkat operasi itu lingkar perutnya mengecil dan ia tak lagi harus makan dengan porsi sebanyak dulu. Untuk berjalan ia pun sudah dapat dibantu sebuah kursi roda otomatis, dimana sebelumnya ia hanya menghabiskan waktu di tempat tidur.
Paul juga berharap dapat menemukan kekasih lagi, yang dapat berbagi dengannya. "Aku sedang dekat dengan wanita saat ini. Ia telah banyak membantuku ketika aku berusaha untuk menurunkan berat badan," terangnya.
Paul berharap kesepian tak akan menghantuinya lagi sebab sudah 20 tahun lebih ia tak menjalin hubungan dengan wanita akibat masalah berat badan.
0 comments:
Post a Comment